Teori Tingkah Laku Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama (Ekonomi Mikro)

A. Teori Tingkah Laku Konsumen:Analisis Kurva Kepuasan Sama 

Kelemahan teori nilai guna (utiliti), yaitu kepuasan dalam angka-angka adalah kurang tepat oleh karena kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur. Sehingga muncul teori analisis kurva kepuasan sama atau pendekatan ordinal. 

Pendekatan ordinal dikemukakan oleh J. Hicks dan RJ. Allen (1934), menurut pendekatan ini tingkat kepuasan seseorang dari mengkonsumsi barang atau jasa tidak dapat dihitung dengan uang atau angka atau satuan lainnya, tetapi dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah (dengan skala ordinal seperti ke 1, 2, 3 dst). Dua konsep dalam mengamati perilaku konsumen melalui pendekatan ini yaitu: 

1.Kurva kepuasan sama (indifference curve) 

Kurva kepuasan sama adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya (Sukirno, 2005:170). Indifference curve adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari dua macam barang konsumsi yang dapat memberikan kepuasan sama. Berdasarkan data berikut dapat kita membuat kurva indifferen (indifference curve) (Amaliawati dan Murni, 2017:142):


Kurva IC merupakan garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi A, B, C, D, E, dan F yang menunjukkan berbagai kemungkinan jumlah kombinasi konsumsi pakaian (P) dengan makanan (M) yang berbeda pada setiap titik, tapi tingkat kepuasan yang diperoleh sama. Dengan tingkat kepuasan yang sama maka konsumen bersikap indifferent yaitu sikap tak acuh dalam membuat pilihan. Sehingga disebut indifference curve analysis. 

Karakteristik IC (indifference curve): 

•IC bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah, hal ini menunjukkan adanya prinsip subsitusi. Artinya apabila seorang konsumen kepuasannya berada di titik A dia akan mengkonsumsi makanan 10 unit dan pakaian 2 unit, bila kepuasan bergeser ke B maka konsumsi makanan berkurang dan konsumsi pakaian bertambah, utility terhadap makan berkurang dan utility terhadap pakaian bertambah. Penggantian satu barang oleh barang lain dinamakan tingkat penggantian marjinal (marginal rate of substitution-MRS). 

•Convex to Origin menunjukkan bahwa MRS menurun karena MRS mencerminkan subjective valuation consumer terhadap suatu barang dibandingkan barang lain. Apabila jumlah barang yang dikonsumsi semakin besar, maka nilai relatifnya bagi konsumen akan semakin kecil dan jika jumlah barang yang dikonsumsi semakin kecil, maka nilai relatifnya bagi konsumen semakin besar. MRSPM nilainya semakin kecil (jumlah pakaian yang dikonsumsi semakin besar maka nilai relatifnya semakin kecil), nilainya semula sebesar 3 menjadi 0,3 sedangkan MRSMP nilainya semakin besar (jumlah makanan yang dikonsumsi semakin kecil maka nilai relatifnya semakin besar), nilainya semula 1/3 berubah menjadi 3. 

•Semakin kekanan  indifference curve (IC) maka kepuasan semakin besar, hal ini adalah suatu gambaran yang memperlihatkan kumpulan dari beberapa  indifference curve  dan setiap kurva IC mempunyai tingkat kepuasan berbeda. Semakin jauh IC dari titik origin menunjukkan tingkat kepuasan semakin tinggi. Hal ini dapat dijelaskan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Keterangan: 

Kurva IC1, IC2 dan IC3 mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dimana tingkat kepuasan pada IC1 < IC2 < IC3. Hal ini ditunjukkan oleh kombinasi konsumsi makanan dengan pakaian: 

A. Titik A: jumlah yang dikonsumsi 4 makanan dengan 2 pakaian 
B. Titik B: jumlah yang dikonsumsi 4 makanan dengan 4 pakaian 
C. Titik C: jumlah yang dikonsumsi 4 makanan dengan 6 pakaian 

Dalam satu ruang komoditi indifference curve (IC) tidak boleh saling berpotongan, jika berpotongan akan terjadi kesimpulan yang salah dalam menentukan kepuasan. 

Pada kurva IC berlaku konsep Marginal Rate of Substitution (MRS) yaitu perbandingan antara perubahan (berkurang) jumlah konsumsi makanan (ΔM) dengan perubahan (bertambah) konsumsi pakaian (ΔP).

2. Garis Anggaran (Budget Line)

Garis anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar (Wibowo dan Supriadi, 2013:241).Garis anggaran adalah suatu kurva yang berbentuk garis lurus  yang menggambarkan kombinasi dua barang yang dapat dibeli oleh sejumlah terentu pendapatan.Budget line adalah suatu garis anggaran pengeluaran yang memperlihatkan hubungan berbagai titik kombinasi dari dua macam barang yang dikonsumsi dengan batas anggaran tertentu yang nilainya sama. Bentuk budget line dapat dijelaskan berikut:



Misalkan seorang konsumen mempunyai dana Rp 100.000 akan membeli pakaian dan makanan. Harga pakaian (Pp) Rp 10.000 per unit. Harga makanan (Pm) 4.000 per unit. Bila semua dana  dibelikan pakaian jumlah yang diperoleh 10. Bila semua untuk makanan (25). Kombinasi yang dapat dibeli dapat dilihat pada tabel berikut: 

Keterangan :

1. Garis lurus AF menunjukkan garis anggaran pengeluaran sebesar Rp. 100.000 untuk membeli dua barang konsumsi makanan dan pakaian. Titik A memperlihatkan semua dana dihabiskan untuk membeli makanan dan titik F semua dana dibelikan untuk pakaian. 

2. Titik-titik yang lain seperti titik B, C, D, E merupakan macam-macam kombinasi yang mungkin dapat dibeli dengan dana yang sama.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Teori Tingkah Laku Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama (Ekonomi Mikro)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel