Pengantar Manajemen: Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen
A. Prinsip-prinsip Manajemen
Secara sederhana prinsip-prinsip menejemen berarti dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen. atau juga dapat disebut sebagai teori rancangan (Design Theory), yang dapat digunakan oleh seorang perencana organisasi seperti halnya seorang insinyur menggunakan teori dalam hal mendesign sebuah mesin.
B. Macam-macam Prinsip Manajemen
1. Prinsip Manajemen Berdasarkan sasaran.
Istilah MBS (Manajemen Berdasarkan Sasaran ) pertama kali dipopulerkan sebagai suatu pendekatan terhadap perencanaan oleh ilmuan berkebangsaan Prancis yakni Peter Drucker ( 1954 ). Dalam bukunya The Principle of Management. sebagai pendekatan manajemen, MBO dikembangkan lebih lanjut oleh para ahli teori manajemen, diantaranya Douglas MC.Gregor, George Odioner, dan Jhon humble ,Sejak itu,MBS atau MBO( Management By Objectivitas ) telah memacu banyak pengkajian, evaluasi, dan riset. MBO merupakan teknik manajemen yang membantu memperjelas dan menjabarkan tahapan tujuan organisasi.Dengan MBO dilakukan proses penentuan tujuan bersama antara atasandan bawahan.
MBO mempunyai siklus atau proses, yang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (1) identifikasi tujuan, tanggung jawab, dan tugas-tugas (2) pengembangan standar persentasi (performance) dan (3) pengukuran dan penelitian prestasi.
MBO merupakan sistem yang mengandung berbagai unsur. Menurut Reddin (1971 ) sisitem MBO ini dapat efektif jika mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
- Komitmen pada program
- Penentuan sasaran pada tingkat puncak, artinya manajer puncak menetapka terlebih dahulu tujuan pendahuluan setelah berkonsultasi dengan anggota organisasi.
- sasaran individu, yaitu penentuan tujuan setiap tingkat untuk membantu para karyawan sesuai dengan porsinya.
- Peran serta aktif, semua tingkat manajer sangat menentukantercapai atau tidaknya suatu tujuan. semakin besar peransertamanajer dalam menentukan sasaran maka semakin besar kemungkinan untuk mencapai tujuan
- Otonomi dalam pelaksanaan rencana, artinya setiap individumemiliki keleluasaan memilih sarana untuk mencapai sasaran
- Penilai prestasi, artinya harus ada evaluasi yang dilakukansecara terprogram.
2. Prinsip Manajemen Berdasarkan orang (Management by Subject)
Manajemen berdasrkan orang merupakan suatu konsep manajemen modern yang mengkaji keterkaitan dimensi prilaku, komponen sistem dalamkaitannya dengan perubahan dan pengembangan organisasi. tuntutan perubahan dan pengembangan yang muncul sebagai akibat tuntutan lingkungan internal maupun eksternal, membawa implikasi terhadap perubahan prilaku dan kelompok dan wadahnya.
Manajer pada umumnya bekerja pada lingkungan yang selalu berubah.Perubahan lingkungan yang bermacam-macam, menuntut organisasi untuk selalu menyesuaikan diri. 'alah satu upaya yang paling penting adalah dengan mengembangkan sumberdaya manusia. Namun, pengembangan SDM haruslah diimbangi dengan pengembangan organisasi. Oleh karen itu perubahan prilaku dan perubahan organsasi merupakan suatu yang tidak terelakan.
3. Prinsip Manajemen Berdasarkan Informasi
Dalam pelaksanaan kegiatan manajemen, informasi merupakan suatu item yang sangat dibutuhkan oleh seorang manajer dalam melaksanakan tugasnya. Informasi tersebut disediakan oleh suatu sistem informasi manajemen (Management Information System) yaitu suatu system yang menyediakan infomasi untuk manajer secara teratur. Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaiankegiatan serta hasil-hasil yang dicapai. adapun menurut Henry fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.
C. Prinsip - prinsip umum manajemen
secara umum menurut henry fayol terdiri dari:
1. Pembagian kerja ( division work )
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatankaryawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan,kelancaran dan efesiensi kerja.
Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utamayang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggung jawaban Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggung jawaban demikian pula sebaliknya.Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahliandan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan boomerang.
3. Disiplin (discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yangmenjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang.apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawabterhadap pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya. 4.kesatuan perintah (unity of command) Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankandengan baik. karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenangdan tanggung jawab serta pembagian kerja.
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. kesatuan pengarahan bertalian eratdengan pembagian kerja. kesatuan pengarahan tergantung pula terhadapkesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaankesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentinganorganisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.
7. Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yangmenentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugasdan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. sistem penggajianharus diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerjasehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar.Prinsip more pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabilaada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkinakan menimbulkan tindakan tidak disiplin.
8. Pemusatan (centralization )
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawabdalam suatu kegiatan. &anggung jawab terakhir terletak ada orang yangmemegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatanwewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)
9. Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkanhirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, makasetiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawabdan dari siapa ia mendapat perintah.
10. Ketertiban (order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utamakarena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaankacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabilaseluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yangtinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalammencapai tujuan.
11. keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapaitujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait denganmoralkaryawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnyadengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
12. Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik- baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertibandalam kegiatan.Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaantertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalamanseseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harusdihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karenaitu hakikatnya manusia butuh penghargaan. setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengansenang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
14. Semangat kesatuan dan semangat korps
setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasibsepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyaikesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawanlain sangat dibutuhkan oleh dirinya. manajer yang memiliki kepemimpinanakan mampu melahirkan semangat kesatuan(esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.
D. Tujuan Prinsip Manajemen
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan manajemen, antara lain :
1. Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
2. Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
3. Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
4. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Belum ada Komentar untuk "Pengantar Manajemen: Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen"
Posting Komentar